Sebagai makhluk hidup yang masih mengembara di belantara dunia, kita pasti selalu berinteraksi dengan alam sekitar termasuk tentunya dengan sesama manusia baik di dalam tatanan kemasyarakatan maupun secara khusus dengan dunia pekerjaan kita sehari-hari. Dan sebagai manusia tentunya kita juga memiliki keinginan atau tujuan hidup (termasuk tujuan dalam bekerja). Banyak tantangan dalam kehidupan sehari-hari kita dalam berinteraksi maupun dalam menyikapi tujuan dibandingkan dengan kondisi atau posisi saat ini.

Tidak jarang kita mengalami kelelahan fisik maupun mental sebagai akibat menyikapi tekanan-tekanan yang ada, dan mengakibatkan kita menjadi tertekan (stress). Membahas tentang stress, bisa dengan melihat adanya suatu kondisi tekanan untuk mencapai hasil tertentu yang melebihi sumberdaya kita (tekanan lebih besar daripada kemampuan).

Namun, apakah stress itu selalu berdampak negatif bagi kita? Tentunya tergantung bagaimana kita menanggapinya. Tekanan yang terjadi, dianggap sebagai ancaman ataukah tantangan untuk ditaklukkan sebagai wujud usaha kita meraih tujuan atau menciptakan suatu kondisi yang kita inginkan? Seringkali tekanan-tekanan yang besar kita perlukan untuk memantik usaha kita lebih besar lagi dan untuk membuktikan bahwa kita mampu menjawab tekanan-tekanan tersebut, kita mampu membuahkan suatu kinerja yang lebih tinggi serta kita selalu mengembangkan kemampuan. Kondisi ini sering kita sebut dengan eustress (stress yang positif), ini kebalikan dari distress. Distress mengakibatkan hal-hal yang negatif bagi kita tanpa kita mau/mampu mengatasinya.